Menu Tutup

Iman kepada Rasul: Pengertian dan Tugas, serta Jumlah Nabi dan Rasul dalam Islam

iman kepada rasul

Dalam ajaran Islam, iman kepada rasul merupakan salah satu dari enam rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Rasul adalah utusan Allah yang diberikan wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia.

Keyakinan terhadap para rasul bukan hanya sebatas mengenal nama mereka, tetapi juga memahami tugas dan peran mereka dalam menyampaikan ajaran Allah.

Jadi, mari membahas secara rinci pengertian iman kepada rasul, dalil yang mendasarinya, jumlah nabi dan rasul dalam Islam, serta hikmah dari keimanan tersebut.

Apa Itu Iman kepada Rasul?

Iman kepada rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia.

Rasul adalah manusia pilihan yang diberikan wahyu melalui malaikat Jibril untuk menyebarkan ajaran tauhid dan membimbing umat Islam menuju jalan kebenaran.

Islam sendiri adalah agama yang mengajarkan ketundukan kepada Allah dengan mengikuti wahyu yang telah diturunkan melalui para rasul-Nya.

Iman kepada rasul merupakan bagian penting dalam Islam karena ajaran Islam sendiri sampai kepada umat manusia melalui wahyu yang disampaikan oleh para rasul.

Tanpa adanya rasul, manusia tidak akan mengetahui syariat yang benar, cara beribadah yang sesuai, dan pedoman hidup yang telah Allah tetapkan.

Baca: Apa Itu Islam? Penjelasan Lengkap Secara Bahasa dan Secara Istilah

Dalil Al-Qur’an dan Hadis tentang Iman kepada Rasul

Keimanan terhadap rasul memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadis. Allah menegaskan dalam beberapa ayat tentang kewajiban beriman kepada para rasul-Nya.

Al-Qur’an Surat An-Nisa (4:136)


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta kepada Kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang telah diturunkan sebelumnya…”

Al-Qur’an Surat Al-Ahzab (33:40)

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para nabi…”

Hadis riwayat Bukhari dan Muslim:

حديث رواه البخاري ومسلم: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق.”

Rasulullah bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

    Dalil-dalil ini menegaskan bahwa beriman kepada rasul merupakan bagian dari keimanan yang harus dimiliki setiap Muslim.

    Jumlah Nabi dan Rasul dalam Islam

    iman kepada rasul

    Dalam ajaran Islam, para nabi dan rasul memiliki peran yang sangat penting sebagai utusan Allah untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk-Nya kepada umat manusia.

    Mereka diutus untuk membimbing umat ke jalan yang benar dan mengajarkan ajaran tauhid.

    Meskipun jumlah nabi dan rasul sangat banyak, hanya sebagian yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Berikut adalah penjelasan mengenai jumlah nabi dan rasul dalam Islam.

    Dalam Islam, jumlah nabi dan rasul sangat banyak, tetapi hanya beberapa yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

    Namun, berdasarkan hadis riwayat Ahmad, jumlah nabi mencapai 124.000 orang. Lihat hadis berikut!

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَصَطَفَى مِنْ بَنِي آدَمَ أَنْبِيَاءَ، وَإِنَّ عَدَدَ الْأَنْبِيَاءِ مِئَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا”.

    Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memilih dari anak-anak Adam para nabi, dan jumlah para nabi adalah seratus dua puluh empat ribu orang.”

    Dari total nabi yang mencapai 124.000, terdapat 315 orang yang diangkat sebagai rasul.

    Rasul memiliki tugas khusus untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk Allah kepada umat manusia, serta memberikan teladan dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran-Nya.

    Lihat hadis berikut!

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَصَطَفَى مِنْ بَنِي آدَمَ أَنْبِيَاءَ، وَإِنَّ عَدَدَ الرُّسُلِ ثَلاثَ مِئَةٍ وَخَمْسَ عَشَرَ”.

    Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memilih dari anak-anak Adam para nabi, dan jumlah rasul adalah 315.”

    Dikatakan bahwa terdapat delapan belas nabi dan rasul yang disebutkan secara berurutan dalam Surat Al-An’am ayat 82-86, yaitu: Ibrahim, Ishak, Yakub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Ismael, Ilyasa, Yunus, dan Lut.

    Selain itu, tujuh nabi lainnya disebutkan dalam surah yang terpisah, yaitu:

    • Adam (Surat Al-Baqarah, 2:31)

    • Hud (Surat Hud, 11:50)

    • Saleh (Surat Hud, 11:61)

    • Syuaib (Surat Hud, 11:84)

    • Idris (Surat Maryam, 19:56)

    • Zulkifli (Surat Sad, 38:44)

    • Muhammad (Surat Al-Anfal, 8:61)

    Dengan demikian, total terdapat 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Rasul terakhir dan penutup para nabi adalah Nabi Muhammad ﷺ.

    Memahami jumlah nabi dan rasul dalam Islam tidak hanya menambah pengetahuan kita, tetapi merupakan rukun iman dalam Islam.

    Baca: Rukun Iman dan Rukun Islam: 6 Rukun Iman & 5 Rukun Islam yang Wajib Anda Ketahui

    Tugas Nabi dan Rasul dalam Islam

    Para nabi dan rasul diutus oleh Allah dengan tugas yang sangat mulia dan penting. Mereka berfungsi sebagai jembatan antara Allah dan umat manusia, menyampaikan wahyu dan petunjuk-Nya untuk membimbing umat ke jalan yang benar.

    Tugas-tugas nabi dan rasul meliputi:

    1. Menyampaikan Wahyu Allah

    Salah satu tugas utama para nabi dan rasul adalah menyampaikan wahyu Allah tanpa mengubah atau menyembunyikan ajarannya.

    Wahyu ini merupakan petunjuk langsung dari Allah yang berisi ajaran, hukum, dan prinsip-prinsip kehidupan yang harus diikuti oleh umat manusia.

    • Kejujuran dalam Penyampaian: Para nabi dan rasul harus menyampaikan wahyu dengan jujur dan akurat, tanpa menambah atau mengurangi isi wahyu tersebut. Ini penting agar umat tidak tersesat dan tetap berada di jalur yang benar.

    • Contoh: Nabi Muhammad ﷺ, sebagai penutup para nabi, menerima wahyu dalam bentuk Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam hingga hari kiamat.

    Dengan menyampaikan wahyu Allah, para nabi dan rasul memastikan bahwa umat manusia memiliki pedoman yang jelas untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

    2. Mengajarkan Tauhid

    Mengajarkan tauhid adalah tugas penting lainnya. Tauhid adalah konsep dasar dalam Islam yang mengajarkan pengesaan Allah.

    Para nabi dan rasul berperan dalam meluruskan penyimpangan dalam kepercayaan manusia yang sering kali terpengaruh oleh berbagai ideologi dan praktik yang menyimpang.

    • Meluruskan Penyimpangan: Mereka mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Ini termasuk menentang praktik syirik (menyekutukan Allah) yang sering terjadi di kalangan masyarakat.

    • Contoh: Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai “Khalilullah” (Sahabat Allah) yang berjuang melawan penyembahan berhala dan mengajarkan tauhid kepada kaumnya.

    Dengan mengajarkan tauhid, para nabi dan rasul berperan penting dalam membangun fondasi keimanan yang kuat di dalam hati umat.

    3. Memberikan Teladan yang Baik

    Para nabi dan rasul juga berfungsi sebagai teladan yang baik dalam segala aspek kehidupan.

    Mereka tidak hanya menyampaikan ajaran, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    • Contoh Akhlak: Nabi Muhammad ﷺ dikenal dengan akhlak yang mulia, seperti kejujuran, kesabaran, dan kasih sayang. Beliau menjadi contoh nyata bagi umatnya untuk diikuti.

    • Pentingnya Teladan: Dengan memberikan teladan yang baik, para nabi dan rasul menunjukkan bahwa ajaran yang mereka sampaikan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, sehingga umat dapat melihat langsung bagaimana cara hidup yang sesuai dengan wahyu Allah.

    Teladan yang diberikan oleh para nabi dan rasul sangat penting untuk membentuk karakter dan akhlak umat. Dengan meneladani mereka, umat dapat mengembangkan sikap yang baik dan menjauhi perilaku yang tercela.

    4. Membawa Kabar Gembira dan Peringatan

    Para nabi dan rasul juga memiliki tugas untuk membawa kabar gembira dan peringatan kepada umat manusia. Mereka memberikan harapan bagi yang taat dan peringatan bagi yang ingkar.

    • Kabar Gembira: Mereka menyampaikan berita tentang pahala dan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Ini berfungsi untuk memotivasi umat agar tetap berpegang pada ajaran Allah.

    • Peringatan: Di sisi lain, mereka juga memperingatkan tentang azab dan siksa bagi yang ingkar dan menolak ajaran Allah. Ini penting untuk menjaga umat dari kesesatan dan kebinasaan.

    • Contoh: Nabi Nuh AS memperingatkan kaumnya tentang azab yang akan datang jika mereka tidak bertobat dan mengikuti ajarannya.

    Dengan memberikan kabar gembira dan peringatan, para nabi dan rasul membantu umat untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka.

    5. Menjelaskan Hukum-Hukum Syariat

    Tugas lain yang tidak kalah penting adalah menjelaskan hukum-hukum syariat yang harus diikuti oleh umatnya.

    Para nabi dan rasul diberikan wahyu yang berisi aturan dan pedoman hidup yang harus diterapkan dalam masyarakat.

    • Hukum Syariat: Hukum-hukum ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, muamalah (interaksi sosial), hingga akhlak. Dengan adanya hukum syariat, umat dapat hidup dalam tatanan yang adil dan sesuai dengan kehendak Allah.

    • Contoh: Nabi Musa AS diberikan Taurat yang berisi hukum-hukum dan petunjuk bagi Bani Israil, sedangkan Nabi Isa AS diberikan Injil yang juga berisi ajaran dan hukum untuk umatnya.

    Dengan menjelaskan hukum-hukum syariat, para nabi dan rasul memberikan kerangka kerja yang jelas bagi umat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah.

    Hikmah dan Manfaat Iman kepada Rasul

    Iman kepada rasul merupakan salah satu aspek fundamental dalam ajaran Islam. Kepercayaan ini tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga membawa banyak hikmah dan manfaat bagi kehidupan seorang Muslim.

    Berikut adalah beberapa hikmah yang dapat diperoleh dari iman kepada rasul.

    • Mengokohkan keimanan terhadap ajaran Islam yang dibawa oleh para rasul.

    • Meneladani akhlak rasul dalam kehidupan sehari-hari.

    • Menjadikan kehidupan lebih terarah, sesuai dengan wahyu yang dibawa oleh para rasul.

    • Meningkatkan kecintaan kepada Allah, karena rasul adalah utusan-Nya.

    • Menjaga kemurnian ajaran tauhid, agar tidak menyimpang dari ajaran asli yang diajarkan oleh para rasul.

    Dengan memahami hikmah dan manfaat dari iman kepada rasul, seorang Muslim diharapkan dapat lebih mendalami ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Kesimpulan

    Iman kepada rasul adalah bagian penting dari rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim.

    Rasul diutus untuk menyampaikan wahyu Allah, memberikan petunjuk bagi umat manusia, serta menjadi teladan dalam kehidupan. Keimanan terhadap rasul didukung oleh dalil dari Al-Qur’an dan hadis.

    Selain itu, memahami jumlah nabi dan rasul serta tugas mereka membantu seorang Muslim untuk lebih menghargai peran para utusan Allah dalam sejarah Islam.